Kamis, 03 November 2011

KERAJAAN SINGOSARI


DINASTI SINGOSARI
Kerajaan Singosari merupakan kerajaan yang berawal dari daerah Tumapel, yang di kuasai oleh seorang Akuwu (bupati). Letaknya di daerah pegunungan yang subur di wilayah Malang dengan pelabuhannya bernama Pasuruan. Dari kerajaan inilah Singosari berkembang menjadi kerajaan yang besar di Jawa Timur. Kebesaran ini di dapat setelah kerajaan ini berhasil mengalahkan kerajaan Kediri dalam pertempuran di dekat Ganter tahun 1222 M di bawah pimpinan Ken Arok.
1.      Sumber Sejarah
·         Kitab Pararaton , yang menceritakan tentang raja – raja Singosari.
·         Kitab Negarakertagama, yang menceritakan tentang silsilah raja – raja Majapahit yangf berhubungan dekat dengan raja – raja Singosari.
·         Prasasti – prasasti setelah tahun 1248 M.
·         Berita – berita China, yang menceritakan bahwa Kaisar Kubilai Khan (China) pernah mengirimkan pasukannya untuk menyerang kerajaan Singosari.
·         Peninggalan – peninggalan purbakala berupa bangunan Candi, seperti candi Kidal, candi Jago, dan candi Singosari.

2.      Kehidupan Politik
Kerajaan Singosari yang pernah mengalami kejayaan dalam perkembangan kerajaan hindu di Indonesia dan bahkan menjai cikal bakal lahirnya kerajaan Majapahit. Di dalam kitab Pararaton di ceritakan bahwa Ken Arok (raja pertama) adalah anak dewa Brahmana yang di titiskan lewat seorang perempuan dari desa Pungkur, tubuh Ken Arok bercahaya. Brahmana smpat menyampaikan pesan bahwa kelak bayi tersebut akan menjadi seorang raja. Tanpa di ketahui alasannya, bayi tersebut di buang oleh ibunya. Namun seorang pencuri yang bernama Lembong menemukan dan menjadikannya anak angkat. Tetapi Ken Arok tumbuh menjadi anak yang nakal, suka berkelahi, mencuri serta mengganggu orang lain. Setelah dewasa, Ken Arok pergi mengembara hingga sampai ke gunung Kawi. Ia bertulang menjadi seorang pencuri, perampok, pembunuh, dan pengganggu wanita.

Kejahatan yang semakin merajalela ini membuat Ken Arok di buru oleh masyarakat dan Pasukan Kediri, akan tetapi ia sempat meloloskan diri. Setelah itu ia bertemu dengan seorang Brahmana yang bernama Lohgawe dan Ken Arok pun di angkat sebagai anak. Ia memproleh pendidikan keagamaan dan ilmu pengetahuan dari Lohgawe. Lambat laun ia menjadi seorang yang cakap, berani, dan mengagumkan. Setelah itu dia di angkat menjadi pengawal Adipati Tumapel yaitu Tunggul Ametung yang kemudian nanti di taklukkan Ken Arok dan menjadi cikal bakal lahirnya kerajaan Singosari seperti yang di sebutkan di atas.

Semula Ken Arok adalah seorang pengawal setia Tunggul Ametung dan sebagai tangan kanan Akuwu (bupati). Akan tetapi kesetiaan ini berubah tatkala timbul keinginannya untuk memiliki memperistri dari istri Tunggal Ametung, Ken Dedes. Ken Arok akhirnya berhasil mewujudkan keinginannya dengan peranrtara Kebo Ijo, melalui cara membunuhnya menggunakan keris yang di tempahnya kepada Mpu Gandring. Setelah itu Ken Arok memperistri Ken Dedes dan menjadi Akuwu (bupati) di Tumapel. Kerajaan Singosari juga sering di warnai dengan antar sesamanya untuk memperebutkan kekuasaan dan berupa penghianatan. Peristiwa keris Mpu Gandring ini kebenarannya masih belum jelas, apakah keris ini telah membunuh beberapa orang sampai 7 orang seperti kutuka Mpu Gandring. Setelah memerintah dengan bantuan Brahamana, Ken Arok berhasil mengubah ketatanegaraan sesuai dengan ajaran Hundu dan mendirikan Dinasti Garindra Wangsa yang kemudian di rubah menjadi Singosari.
3.      Raja – Raja yang Pernah Memerintah
a.      Raja Ken Arok
Raja Ken Arok yang bergelar  Sri Ranggah Rajasa Sang Amurwabhumi. Dinasti ini didirikan dengan tujuan untuk menghilangkan jejak tentang siapa sebenarnya dirinya dan mengapa berhasil mendirikan kerajaan tersebut. Selain itu juga nanti keturunan Ken Arok tidak ternoda terhadap kerajaan yang pernah ia lakukan. Ken Arok memerintah pada tahun 1222  sampai dengan 1227 M. masa pemerintahannya di akhiri dengan tragis, ia di bunuh oleh kaki tangan Anusapati, anak tirinya (anak Ken Dedes dengan suaminya Tunggul Ametung)
b.      Raja Anusapati
Dengan meninggalnya Ken Arok, kerajaan di pegang oleh Anusapati. Ia memerintah cukup lama (1227 sampai dengan 1248 M). tetapi di dalam pemerintahan tersebut ia tidak melakukan perubahan apa – apa. Peristiwa kematian Ken Arok akhirnya terbongkar setelah terdengar oleh putra Ken Arok dengan Ken Umang yang bernama Tohjaya. Tohjaya mengetahui bahwa kegemaran Anusapati adalah menyabung ayam, maka di undanglah Anusapati di Gedong Jawa tempat kediaman Tohjaya. Saat asyik melihat aduan ayam tersebut, maka Tohjaya mencabut keris Mpu Gandring yang di bawa Anusapati dan langsung menusukkannya hingga Anusapati meninggal dunia.
                                  
c.       Raja Tohjaya
Dengan meninggalnya Anusapati, kekuasaan di pegang oleh Tohjaya. Tohjaya memerintah Singosari tidak begitu lama yang hanya beberpa bulan saja (1248 M). Karena putra Anusapati yang bernama Ranggawuuni mengetahui perihal kematian ayahnya. Ranggawuuni yang di bantu oleh Mahesa Cempaka menuntut hak atas tahta tersebut kepada Tohjaya. Tetapi rencana ini di ketahui oleh  Tohjaya dan langsung mengirim pasukan untuk menangkap Ranggawuni dan Mahesa Cempaka. Tetapi dengan cepat rencana ini di ketahui mereka berdua dan merekapun sempat melarikan diri.

Untuk menyelidiki ini, Tohjaya mengirim Lembu Ampal untuk menangkap mereka bardua. Namun Lembu Ampal menyadari bahwa yang berhak atas tahta tersebut adalah Ranggawuni. Kemudian ia berbalik membela Ranggawuni dan Mahesa Cempaka dan berhsil merebut kekuasaan dari Tohjaya.

d.      Raja Ranggawuni (Wisnu Wardhana)
Setelah naik tahta dengan di bantu Mahesa Cempaka dengan gelar Narasingharamurti. Mereka memerintah secara bersamaan (1248 sampai dengan 1268 M). pemerintahan ini ternyata mamapu membawa Singosari pada kesejahteraan.
e.       Raja Kertanegara
Sepeninggal raja Ranggawuni, kekuasaan di pegang oleh putranya. Raja Kertanegara merupakan kerajaan terakhir Singosari. Di bawah pemerintahannya, Singosari mencapai kejayaannya (1268 sampai 1292 M). Setelah menganggap Jawa Timur sudah stabil dan dapat di kuasai sepenuhnya, raja Kertanegara melangkah keluar Jawa Timur untuk mewujudkan cita – cita persatuan seluruh nusantara.

Adapun langkah – langkah yang di lakukan yaitu:
1.      Melakukan Ekspedisi Pamalayu (1275 dan 1286 M) untuk menguasai kerajaan Melayu serta untuk melemahkan posisi kerajaan Sriwijaya di Selat Malaka.
2.      Menguasai Bali (1284 M)
3.      Menguasai Jawa Barat (1289 M)
4.      Menguasai Pahang, dan Tanjung Pura (Kalimantan)

4.      Kehidupan Sosial
Ketika Ken Arok menjadi penguasa di Tumapel, ia berusaha meningkatkan kehidupan masyarakatnya hingga mengakibatkan daerah di sekitar Tumapel banyak yang bergabung dengan Tumapel. Keadaan seperti ini mengakibatkan kaum Brahmana Kediri yang menentang raja Kertajaya melarikan diri ke Tumapel dan meminta perlindungan kepada Ken Arok.

Namun semua itu berubah saat Anusapati berkuasa di Singosari, kehidupan masyarakatnya kurang mendapat perhatian. Barulah pada masa pemerintahan Wisnuwardana kehidupan masyarakat Singosari tertata rapi.

5.      Kehidupan Ekonomi
Mengenai kehidupan perekonomian Singosari tidak begitu jelas diketahui. Akan tetapi mengingat kerajaan tersebut terletak di tepi sungai Brantas (Jawa Timur), kemungkinan masalah ekonomi tidak jauh berbeda dari kerajaan – kerajaan terdahulunya, yaitu secara langsung maupun secara tidak langsung rakyat ikut ambil bagian dalam dunia pelayaran.

6.      Kehidupan Budaya
Gambaran perkembangan kebudayaan sejak berdirinya kerajaan Singosari terlihat dari di temukannya peninggalan berupa candi – candi dan patung yang di bangun dari zaman kekuasaan Singosari. Diantaranya seperti candi Kidal, Jago, dan candi Singosari. Sedangkan patung yang di temukan adalah patung Ken Dedes sebagai dewi Prajnaparamita lambing kesempurnaan ilmu, patung Kertanegara dalam bentuk Joko Dolok yang di temuksn dekat Surabaya dan patung Amoghapasa juga perwujudan dari raja Kertanegara yang dikirim ke Dharmacraya ibu kota kerajaan Melayu. Kedua perwujudan patung tersebut dapat di ketahui bahwa raja Kertanegara beragama Budha beraliran Tantrayana (Tantriisme).










DAFTAR PUSTAKA
Sari, Hafnita Dewi Lubis. 2011. Diktat Sejarah Indonesiai I. Medan: Universitas Negeri Medan
Wayan, I. 2000. Sejarah Nasional Indonesia dan Umum untuk SMU Kelas XI Kurikulum 1994. Jakarta: Erlangga
Wayan, I. 2006. Sejarah untuk SMA Kelas XI 2Program Ilmu Sosial Kurikulum KTSP. Jakarta: Erlangga















bentanglahan pertanian, perikanan, dan akuakultur


Bentanglahan (Kawasan) Pertanian, Perikanan, dan Akuakultur
Lahan merupakan sumber daya yang langka bagi banyak Negara. Semakin maju IPTEK suatu Negara, kebutuhan akan lahan akan semakin meningkat. Lahan merupakan sumber kekayaan akan bahan galian tambang mineral logam, seperti besi, emas, dan lain sebagainya. Di bawahnya juga terdapat minyak dan gas bumi, di bagian permukaannya di kembangkan untuk pembangunan pemukiman, pabrik untuk industry, sekolah, fasilitas transportasi, dan sebagainya.
Negara – negara yang luasnya sangat terbatas akan menggunakan cara – cara yang paling efisien dalam mengolah lahannya, seperti membangun gedung – gedung pencakar langit (skyscraper) sebagai tempat tinggal. Negara Jepang pada saat ini telah mampu menghasilkan panenan yangoptimum walaupun hanya 1/6 saja lahan yang baik untuk di jadikan lahan pertanian bagi negara tersebut. Berbeda dengan Indonesia, lahannya yang sangat luas dan cocok untuk di jadiakan lahan pertanian maupun peternakan.
Banyak negara yang telah maju industrinya justru berupaya keras untuk meningkatkan hasil pertaniannya. Prancis misalnya,  merupakan negara terluas daratannya di Eropa bagian Barat dengan jumlah penduduk 53 juta lebih. Tetapi negara ini mampu meningkatkan ekspornya, sehingga merupakan negara dengan tingkat ekspor hasil pertanian terbesar kedua di dunia setelah Amerika. Di antara hasil pertanian yang  di ekspor antara lain daging sapi, gandum, gula bit, kentang, dan anggur. Negara Prancis merupakan negara yang mandiri dalam penyediaan bahan pangan bagi negaranya, bangsa yang ahli, dan terkenal dalam kemampuan mengolah masakan.
Negara – negara yan ada di kawasan Mediterania seperti Yunani, Italy, Spanyol, dan Portugal umumnya berbukit – bukit dan kering. Berbeda dengan kawasan utaranya yang lebih dingin dan berhujan, pada kawasan bagian selatan, iklim Mediterania yang hangat dan di tambah dengan kekayaan seni serta peninggalan sejarah yangb luar biasa yang mampu mengundang para pelancong dari berbagai belahan dunia dan menjadikan pariwisata sebagai industry yang penting bagi negara tersebut. Dengan iklim tersebut itu juga mereka mendapatkan hujan yang tidak besar, vgetasi tidak begitu lebat, dan sangat menyenangkan bagi kegiatan  kepariwisataan yang ada di negara tersebut.

1.     Pertanian (Lahan Pertanian, Agrotechnology Parks, High-Tech Farms; Studi Kasus:Pertanian/Peternakan Modern) 
Wilayah negara Republik Indonesia merupakan kepulauan yang daratannya sangat luas. Pulaunya yang berjumlah sekitar 17.508 pulau, memiliki daratan yang sangat luas sekitar 2,8 juta kilometer persegi. Jumlah penduduknya yang di perkirakan berjumlah 210 juta jiwa, maka kepadatan penduduk di perkirakan 280 per mil persegi. Artinya bahwa masih banyak lagi lahan yang masih luas untuk dapat di gunakan bagi kegiatan pertanian maupun peternakan. Hal ini tentunya akan mampu menyebabkan timbulnya kekurangan pangan bagi Indonesia. Pada saat ini hampir setiap tahun Indonesia mengimpor bahan – bahan pokok sperti beras, gandum, dan gula dan termasuk kedelai.

 Kecenderungan pertanian kita masih berorientasi pada lahan – lahan yang subur alamiah, belum pada pengelolaan dan rekayasa lahan. Manajemen yang buruk ini terjadi karena pemahaman masyarakat yang masih sangat terbatas tentang pengembangan pemukiman vertikal, sehingga mengalihkan lahan – lahan subur ke non pertanian.

Namun bukjan saja negara kita yang mengalami hal demikian, misalnya negara Singapura yang pada saat ini hanya 3 persen saja lahannya untk pertanian. Namun akibat kemajuan pendidikan dan IPTEK telah membawa penduduk pada mata pencaharian lain di luar sektor pertanian. Kini tercatat yang aktif sebagai petani dan nelayan; dari 21000 orang pada tahun 1970, kini hanya di bawah 6000 orang.

Negara yang memiliki luas lahan yang terbatas lebih tepat untuk di gunakan sebagai pengembangan agrotechnology (teknologi pertanian). Teknologi pertanian merupakan istilah yang di gunakan untuk menggambarkan penggunaan teknologi pertanian yang modern dan metode pertanian tanaman pangan dan pemeliharaan ternak hewan besar, seperti ikan dan unggas. Pertanian modern ini lebih efektif menghasilkan makanan yang lebih baik dan dalam jumlah yang lebih besar di banding dengan metode pertanian yang masih tradisional.

Budidaya teknologi pertanian yang di kembanngkan juga sangat beranekaragam untuk kepentingan pasar lokal termasuk pasar luar negeri. Contohya seperti sayur mayur, bunga, buah, udang dan ikan, telur dan ungas yang telah di kembamgkan dalam supply yang besar dan berkualitas tinggi. Selain itu, penerapan teknologi pertanian ini juga mampu menjadi daya tarik wisata. Selain itu juga berguna pula untuk laboratorium pendidikan pertanian bagi studi teknologi pertanian.

Hortikultura adalah cabang pertanian yang mengembangkan tanaman sayuran, buah, dan bunga. Saat ini pertanian yang menggunakan teknologi tinggi dan juga luas telah menerapkan tanaman untuk jenis tanaman hortikultura seperti sayuran, tomat,. Timun, buah melon, dan berbagai jenis bunga. Dalam hal pengolahannya pun telah menggunakan system komputerisasi untuk menjalankan pertanian tersebut secara otomatis.

Sebagai contoh kegiatan pertanian yang menggunakan teknologi yang tinggi (high-tech) adalah system hidroponik. Dalam hal ini tanaman yang di kembangkan tidak lagi menggunakan tanah melainkan menggunakan sebuah wadah yang telah di isi air yang bernutrisi, serta menggunakan system komputerisasi sebagai bentuk monitoring terhadap nutrisi air, kondisi air, dan kelembaban serta suhu udara.

2.     Sumberdaya Kelautan: Perikanan dan Akuakultur
Laut adalah sumber protein ikan yang sangat tinggi bagi umat manusia karena ukurannya yang sangat luas, yaitu sekitar 2/3 luas permukaan bumi. Laut juga berfungsi sebagai jalan (waterways) untuk menghubungkan antara satu daratan, pulau, dan bahkan benua. Lautan, dalam hal ini termasuk sungai, danau dank anal telah menjadi sarana transportasi yang murah untuk aneka barang dagangan maupun bahan mentah, termasuk untuk perjalanan penjelajahan dan wisata.

Negara Indonesia yang memiliki wilayah laut yang sangat luas yaitu sekitar 5,9 juta kilometer persegi, sedangkan perairan untuk zona Ekonomi Eksklusif sektar 2,7 juta kilometer persegi, dan panjang seluruh garis pantainya adalah 80.791 kilometer. Laut Indonesia yang sangat luas dengan garis pantai yang sangat panjang sebenarnya merupakan sumber protein yang tinggi bagi penduduk. Namun menurut catatan yang ada, penduduk Indonesia masih kekurangan protein ikan, karena tingkat konsumsi ikan kita yang masih rendah yaitu 5-8 kg per kapita pertahun; padahal kebutuhan kita akan protein ikan adalah sekitar 15-18 kg perkapita pertahun. Karenanya potensi perikanan kita masih perlu untuk di gali dan di kembangkan untuk kebutuhan dalam negeri maupun untuk keperluan ekspor. Dalam sebuah perhitungan yang di lakukan oleh Wolf Donner dalam bukunya yang berjudul Land Use and Environment in Indonesia (1987) menyebutkan bahwa laut Indonesia yang memiliki batas territorial seluas 5 juta kilometer persegi mampu memberi peluang hasil laut sebesar 5,8 juta ton ikan per tahun. Dan akan mampu memberi nafkah bagi sekitar lebih dari 1 juta nelayan. (mampu memberi nafkah bagi sekitar 5,6 sampai dengan 6,5 juta anggota keluarga).

Sebagian besar masyarakat pantai Indonesia yang berprofesi sebagai nelayan, masih di kategorikan sebgai nelayan. Hal ini di karenakan karena teknologi yang di gunakan masih sangat sederhana, dan tertinggal jauh dengan negara – negara maju, bahkan termasuk sesama negara Asia Tenggara. Kapital yang kecil dengan perahu tempel sehingga tidak mampu menjelajah hingga jauh ke laut lepas. Selain itu tong es yang di gunakan tidak mampu menimpan hasil tangkapan dalam jumlah besar dan lama. Dari sekitar 1 juta nelyan yang ada di Indonesia, 90 % nya termasuk dalam kategori nelayan yang sederhana. Sisanyalah yang menggunakan peralatan penangkapan ikan yang sudah modern, sebagai nelayan komersional.   

Pada saat ini permintaan akan ikan dan jenis Crustacea (udang, lobster, dan kepiting) terus meningkat, namun secara teknis masih banyak kawasan laut Indonesia yang kurang begitu di manfaatkan karena keterbatasan yang di miliki. Karenanya dalam mengoptimalkan semua itu perlu di lakukan beberapa langkah berupa perbaikan peralatan tangkapan serta pelatihan profesionalisme nelayan, termasuk kapalnya. Selain itu dalam hal pembangunan sebuah tempat industry di bidang perikanan tentunya memerlukan modal dan investasi yang sangat besar. Kebutuhan akan protein ikan dalam masyarakat luar negeri pada saat ini terus meningkat, sehingga tidak jarang nelayan asing masuk ke perairan Indonesia secara illegal (pencurian). Yang sangat di sayangklan lagi mereka melakukan kegiatan tersebut menggunakan “ pukat harimau” yang menyebabkan habisnya ikan benih.

Adapun yang di maksud dengan Akuakultur adalah upaya yang di lakukan sebagai budidaya dalam fishfarm, yaitu budidaya ikan yang dapat di lakukan di darat maupun di laut. Hal ini telah di lakukan oleh negara Singapura di laut selat Johor terutama di sisi luar pulau Ubin dan Lim Chu Kang yang menggunakan kandang jarring apung yang berisi berbagai aneka jenis ikan peliharaan. Budidaya ikan dengan teknologi tinggi ini di sebut high-tech Aquacultur. Cirinya dapat di lihat melalui adanya system seleksi pembibitan, pembiakan, pemeliharaan speises tertentu untuk mendapatkan hasil yang optimum.
3.     Peran Pemerintah
Secara normatif, pemerintah memiliki tanggungjawab yang sangat besar dalam pemenuhan gizi masyarakat, tidak hanya sekedar asal cukup makan saja. Salah satu unsur gizi tersebut adalah protein yang di dapat dari produk yang aman yang terdapat pada daging, telur, dan ikan. Hakiakat azas kecukupan adalah berarti mampu memenuhi kebutuhan seluruh masyarakat. Selain itu juga merupakan suatu yang layak untuk di konsumsi serta menyehatkan.

Semakin bertambahnya jumlah penduduk sedangkan lahan tidak bertambah, maka akan mengakibatkan penyempitan karena terdesk akan kebutuhan pemukiman dan industry. Karenanya pemerintah perlu memulai mengembangkan system agrotecnology parks,  semacam kompleks untuk kawasan pengembangan pertanianm, peternakan, perikanan, perindustrian yang berteknologi tinggi.

Kerusakan Tanah Pertanian dan Usaha Mengatasinya
1.     Kerusakan Tubuh Tanah
Sebagai sesuatu yang sistemis, tentunya tanah akan selalu mengalami perubahan secara fisik, kimia, ataupun biologi tanahnya. Perubahan ini terutama karena pengaruh unsur iklim maupun oleh tindakan manusia. Kerusaka pada tubuh tanah yang di akibatkan berlangsungnya perubahan tersebut secara berlebihan, misalnya kerusakan dengan lenyapnya lapisan olah tanah (erosi).

Erosi berlangsung secara alamiah, yang kemudian berlangsungnnya di percepat oleh beberapa tindakan manusia terhadap tanah dan tanaman yan tumbuh di atasnya. Pada erosi yang berlamgsung secara alamiah, tidak akan menimbulkan malapetaka bagi kehidupan manusia. Hal ini di akibatkan karena tanah yang terangkut seimbang dengan pembentukan tanah. Sedangakan erosi yang di percepat sudah di pastikan menimbulkan kerugian bagi manusia seperti banjir, kekeringan, turunnya produktivitas tanah, dan lain – lain. Hal ini di akibatkan karena volume pengangkutan lebih besar dari pada pembentukan tanah yang menyebabkan penipisan lapisan tanah.

2.      Erosivitas
Erosivitas adalah kemampuan air hujan untuk menghancurkan dan menganyutkan partikel tanah. Jadi merupakan sifat fisik curah hujan baik secara jumlah, waktu, maupaun ukuran butir yang jatuh. Di sini kekuatan energy kinetiknya yang terpenting yang merupakan kekuatan utama penghancur agregat – agregat tanah.

3.     Topografi
Panjang lerengn kemiringan tanah dan bentuk lereng termasuk dalam factor topografi yang mempengaruhi erosi. Menurut R. LAL (1976), derajat kemiringan tanah akan mempengaruhi tegangan permukaan, sedangkan kecepatan aliran permukaan meningkat, dengan demikian kapasitas daya rusak air akan menjadi lebih besar.

4.     Erodibilitas
Erodibilitas menunjukkan nilai kepekaan suatu jenis tanah terhadap daya penghancuran dan penghanyutan air hujan. Faktor – factor utama yang mempengaruhinya antara lain: sifat fisik tanah, pengelolaan tanah. Tanah dengan indeks erodibilitas tinggi adalah tanah yang sangat peka atau mudah terjadi erosi.

5.      Vegetasi
Dalam hal ini misalnya pada tanah – tanah yang gundul akan berlangsung erosi yang sangat hebat, sedangkan pada tanah yang di tumbuhi hutan – hutan yang lebat tidak berlangsung atau bahkan kemungkinannya terjadi sangat kecil sekali. Adapun peranan vegetasi tersebut antara lain:
a.       Menghalangi langsung tumbukan butir – butir hujan.
b.      Mengurangi kecepatan aliran permukaan air.
c.       Mengurangi daya pengikisan tanah
d.      Mendorong perkembangan biota dalam tanah untuk perbaikan sifat fisik dan kimia tanah.

Pemanfaatan Potensi Jenis Tanah yang Baik
Pemanfaatan potensi setiap jenis tanah dalam usaha pertanian para petani kita yang berlangsung dari dulu hingga sekarang umumnya adalah sebagai berikut:
1.      Tanah alluvial, di gunakan untuk menanam padi (sawah), palawija, nenas. Di karenakan derajat kemasamannya (pH) yang rendah dan jenuh air.
2.      Tanah andosol, di gunakan untuk menanam padi, sayuran, bunga, buah – buahan the, kopi, ubi dan pinus. Di karenakan derajat kesuburan kimiawi rendah, di tambah dengan bahan kapur dan pupuk posfat,dan  daya menahan air lebih tinggi.
3.      Tanah latosol, di gunakan untuk bertanam kopi, coklat, kelapa sawit, teh, dan karet. Di karenakan nutrisi tanah ini lebih rendah dan mempunyai kandungan organikj yang sangat tinggi.
4.      Tanah  litosol, di gunakan untuk menanam tanaman keras, palawija, dan rerumputan. Di karenakan bersolum dangkal dan peka terhadap erosi.
5.      Tanah regosol, di gunakan untuk menanam tembakau, sayur, palawija. Di karenakan kandungan organiknya yang rendah serta peka terhadap erosi. Dapat di atasi dengan pemberian pupuk, pembuatan sengkedan, dan pemulsaan.
6.      Tanah podsolik merah, kuning, mediteran merah kuning, di gunakan untuk menanam ubi rambat, buah – buahan, tembakau, karet, dan macam – macam tanaman tanah kering. Di karenakan kesuburan kimiawinya yang sangat tinggi serta dengan di tambah pemupukan dan pemberian zat kapur.
7.      Tanah brown forest, di gunakan untuk menanam jenis bunga, dan tanaman tanah kering serta tanaman tahunan. Kesuburannya dapat di tingkatkan melalui proses pemupukan dan pemberian zat kapur.
8.      Tanah non calcici brown, di gunakan untuk menanam palwija dan rerumputan. Di karenakan kandungan bahan organiknya yang rendah, dan peka terhadap erosi. Cara mengatasi ini dapat di lakukan denga pemupukan dan pembuatan sengkedan.

Menjaga Kebersihan Laut
Air adalah salah satu bentuk sumber daya alam yang sangat berharga bagi kehidupan manusia. Tubuh manusia tidak akan bias terlepas dari air. Selain mempunyai manfaat secara biologis, air juga mempunyai daya energy yang berupa daya angkut dan pukul. Energi air dapat di manfaatkan untuk menunjang kebutuhan manusia dan bias juga suatu saat menjadi perusak bagi manusia.
Dalam hal ini tidak terkecuali air laut, karena mempunyai peranan penting bagi kehidupan manusia mengingat hasil alam yang terkandung di dalamnya seperti ikan, terumbu karang dan berbagai jenis mineral yang terkandung di dalamnya. Tetapi kenyataan dapat kita lihat sekarang dengan banyaknya terlihat kerusakan – kerusakan yang terjadi seperti pencemaran akibat pembuangan sampah, pengeboman, maupun tumpahan minyak dari kapal – kapal besar.
Untuk itu kita selaku negara yang sebagian besar wilayahnya di kelilingi oleh air laut, perlu melakukan kegiatan pelestarian secara tepat dan menyeluruh. Melakukan sosialisasi terhadap masyarakat awam akan perlunya menjaga air laut dari hal – hal yang negatif.




















DAFTAR PUSTAKA
Elfayetti. 2010. Diktat Perkuliahan (Geografi Pertanian). Medan: Universitas Negeri Medan
Manahat, N. Simanungkalit dan W. Lumbantoruan. 2008. Diktat Hidrologi. Medan: Universitas Negeri Medan
Maringan Sirait dkk. 2011. Dasar – dasar Geografi. Medan: Universitas Negeri Medan